BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Dalam
dunia pendidikan terdapat suatu paradigma yang bersumber dari teori tabula rasa
John Looke (Lie, 2005:2) mengatakan bahwa pemikiran seorang siswa di identikkan
dengan kertas kosong yang putih bersih dan siap menunggu coret-coretan dari
gurunya. Dengan kata lain, otak seorang siswa adalah ibarat botol kosong yang
siap diisi dengan berbagai ilmu pengetahuan dari kebijaksanaan guru.
Berdasarkan asumsi ini, banyak guru yang yang melakukan proses pembelajaran dengan
konsep bahwa belajar mengajar adalah proses memindahkan pengetahuan dari guru
ke siswa seperti mengisi botol kosong dengan pengetahuan.
Hal
tersebut tidak relevan pada saat ini, karena tuntutan dalam dunia pendidikan
saat ini sudah banyak mengalami perubahan, pardigma lama tersebut tidak bisa
lagi dipergunakan. Teori, penelitian dan pelaksanaan proses pembelajaran membuktikan bahwa guru sudah
mengubah paradigma pengajaran. Paradigma baru dalam pembelajaran sangat dibutuhkan,
yakni suatu kondisi pembelajaran yang
menuntut keaktifan siswa dan kefaktualan guru dalam memfasilitasi siswa
dalam proses pembelajaran.
Seorang guru memiliki tanggung jawab dalam hal
pengembangan perangkat pembelajaran,
sehingga harus kreatif dalam menerapkan dan mengembangkan model pembelajaran
atau metode mengajar.
Dari
berbagi tipe model pembelajaran kooperatif, satu model pembelajaran yang dapat digunakan adalah penerapan model Think Pair Share (TPS). Model ini
dikembangkan oleh Frank Lyman dan rekan-rekan dari Universitas Maryland. Salah
satu keunggulan dari model TPS adalah mudah untuk diterapkan pada berbagai
tingkat kemampuan berpikir dan dalam
setiap kesempatan. Siswa diberi waktu lebih banyak berpikir, mnejawab, dan
saling membantu satu sama lain. Prosedur yang
digunakan juga cukup sederhana.
Bertanya kepada teman sebaya dan
berdiskusi kelompok untuk mendapatkan kejelasan terhadap apa yang telah
dijelaskan oleh guru bagi siswa tertentu akan lebih mudah dipahami. Diskusi
dalam bentuk kelompok-kelompok kecil ini sangat efektif untuk memudahkan siswa
dalam memahami materi dan memecahkan suatu permasalahan. Dengan cara seperti
ini, siswa diharapkan mampu bekerja
sama, saling bergantung pada kelompok-kelompok kecil secara kooperatif.
Berdasarkan pada konsep pembelajaran Think Pair Share (TPS) ideal diimpelemetasikan di sekolah dasar. Untuk itu
penyusun merasa perlu mengangkat model tersebut pada karya ilmiah berbentuk
makalah. Minimal dengan disusun berbentuk makalah yang akan dipresentasikan,
penyusun dapat berbagi dan menerima masukan untuk perbaikan model pembelajaran
ini.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Bagaimana
tahapan-tahapan Model Pembelajaran TPS ?
2.
Apakah kelebihan dan
kelemahan Model TPS ?
3.
Bagaimana
langkah-langkah atau alur pembelajaran dalam model TPS ?
C.
Tujuan
1.
Menjelaskan tahapan-tahapan
Model Pembelajaran TPS
2.
Memaparkan kelebihan
dan kelemahan Model TPS
3.
Memaparkan langkah-langkah
atau alur pembelajaran dalam Model TPS.
BAB II
PEMBAHASAN MASALAH
A. Konsep
Model Pembelajaran
Think Pair Share (TPS)
TIPE
Think Pair Share (TPS) atau berpikir
berpasangan berbagi merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk memengaruhi pola interaksi
siswa. Model pembelajaran Think Pair Share (TPS) dikembangkan oleh
Frank Lyman dkk dari Universitas Maryland pada
tahun 1985. Model pembelajaran Think
Pair Share (TPS) merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif
sederhana. Melalui metode ini, penguasaan isi akademis siswa terhadap materi
pelajaran dapat meningkat dan pada akhirnya dapat meningkatkan prestasi belajar
siswa. Dengan asumsi bahwa semua resitasi atau diseluruhan, dan prosedur yang
digunakan dalam Think Pair Share (TPS)
dapat memberi siswa lebih banyak waktu berpikir, untuk merespons dan saling
membantu.
Think Pair Share (TPS)
merupakan suatu teknik sederhana dengan keuntungan besar. Think Pair Share (TPS) dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam
mengingat suatu informasi dan seorang siswa juga belajar dari siswa lain serta
saling menyampaikan idenya untuk didiskusikan sebelum disampaikan di depan
kelas. Selain itu, Think Pair Share (TPS)juga
dapat memperbaiki rasa percaya diri dan semua siswa diberi kesempatan untuk
berprestasi dalam kelas. Think Pair Share
(TPS) sebagai salah satu metode pembelajaran kooperatif yang terdiri atas 3
tahapan yaitu thinking, pairing, dan
sharing. Guru tidak lagi sebagai satu-satunya sumber pembelajaran (teacher oriented), tetapi justru siswa
dituntut untuk menemukan dan memahami konsep-konsep baru (student oriented).
Think Pair Share (TPS)
memiliki prosedur yang ditetapkan secara eksplisit untuk memberi siswa waktu
lebih banyak untuk berpikir, menjawab, dan saling membantu satu sama lain.
Sebagai contoh, guru baru saja menyajikan suatu topik atau siswa baru saja
selesai membaca suatu tugas, selanjutnya guru meminta siswa untuk memikirkan
permasalahan yang ada dalam topik/bacaan tersebut.
B. Kelebihan Dan Kelemahan
Model Think Pair Share (TPS)
1.
Kelebihan
Model Think Pair Share (TPS)
Beberapa
kelebihan model pembelajaran Think Pair Share (TPS) sebagai berikut :
a.
Meningkatkan Pencurahan
Waktu Pada Tugas
Penggunaan metode
pembelajaran Think Pair Share (TPS)
menuntut siswa menggunakan waktunya untuk mengerjakan tugas-tugas atau
permasalahan yang diberikan oleh guru di awal pertemuan sehingga diharapkan
siswa mampu memahami materi dengan baik sebelum guru menyampaikan pada
pertemuan selanjutnya.
b.
Memperbaiki Kehadiran
Tugas yang diberikan
oleh guru pada setiap pertemuan selain untuk melibatkan siswa secara aktif
dalam proses pembelajaran juga dimaksudkan agar siswa dapat selalu berusaha hadir pada setiap pertemuan. Sebab
bagi siswa tersebut tidak mengerjakan tugas dan hal ini akan memengaruhi hasil
belajar mereka.
c.
Melatih
Keberanian Mengeluarkan Pendapat
Melalui
model pembelajaran Think Pair Share (TPS) siswa
dilatih berani mengeluarkan pendapat, ide, gagasan untuk menjawab, mencari
solus permasalahan yang diajukan guru. Guru perlu bijak bahwa pendapat siswa
harus dihormati walaupun pendapatnya kurang tepat.
d.
Berkurangnya Sikap
Apatis Siswa
Sebelum pembelajaran
dimulai, kecenderungan siswa malas karena proses belajar di kelas hanya
mendengarkan apa yang disampaikan guru dan menjawab semua yang ditanyakan oleh guru. Dengan melibatkan siswa
secara aktif dalam proses belajar mengajar, metode pembelajaran Think Pair Share (TPS) akan lebih
menearik dan tidak monoton dibandingkan dengan metode konvensional.
e.
Penerimaan Terhadap
Individu Lebih Besar
Dalam model
pembelajaran konvensional, siswa yang aktif di dalam kelas hanyalah siswa
tertentu yang benar-benar rajin dan cepat dalam menerima materi yang
disampaikan oleh guru sedangkan siswa yang lain hanyalah “pendengar” materi
yang disampaikan oleh guru. Dengan pembelajaran Think Pair Share (TPS), hal ini dapat diminimalisir sebab semua
siswa akan terlibat dengan permasalahan yang diberikan oleh guru.
f.
Hasil
Belajar Lebih Mendalam
Parameter dalam proses
belajar mengajar adalah hasil belajar yang diraih oleh siswa. Dengan
pembelajaran Think Pair Share (TPS),
perkembangan hasil belajar siswa dapat diidentifikasi secara bertahap, sehingga
pada akhir pembelajaran, hasil yang diperoleh siswa dapat lebih optimal.
g.
Meningkatkan Kebaikan
Budi, Kepekaan Dan Toleransi
Sistem kerja sama yang
diterpakan dalam model Think Pair Share (TPS)
menuntut siswa untuk dapat bekerja sama dalam satu tim, sehingga siswa dituntut
untuk dapat belajar berempati, menerima
pendapat orang lain atau mengakui secara sportif jika pendapatnya tidak
diterima.
2.
Kelemahan
Model Think Pair Share (TPS)
Beberapa
kelemahan model Think Pair Share (TPS)
sebagai berikut :
a.
Tidak Selamanya Mudah
Bagi Siswa Untuk Mengatur Cara Berpikir Sistematik.
Cara berpikir siswa yang kurang sistematik akan
mengakibatkan jawaban siswa secara redaksional kurang berurut. Terkadang
jawaban siswa berbelit tetapi subtansi jawaban siswa sebenarnya benar.
b.
Siswa
Yang Kurang Terampil Menuangkan Ide/Gagasan Akan Merasa Terbebani.
Siswa yang pasif
atau kurang terampil mengeluarkan gagasan akan merasa kesulitan
menuangkan jawaban dari setiap permasalahan yang diajukan oleh guru.
C.
Langkah-Langkah
Model
Pembelajaran
Think Pair Share (TPS)
Think Pair Share (TPS)
memiliki prosedur yang ditetapkan secara
eksplisit untuk memberi waktu lebih banyak pada siswa untuk berpiikir,
menjawab, dan saling membantu satu sama lain. Langkah-langkah dalam
pembelajaran model Think Pair Share (TPS) sederahan, namun penting terutamadalam
menghindari kesalahan-kesalahan kerja kelompok. Dalam model ini, guru meminta
siswa untuk memikirkan suatu topik, berpasangan dengan siswa yang lain, dan
meniskusikannya, kemudian berbagi ide
dengan seluruh kelas.
Model
Think Pair Share (TPS) terdiri atas
lima langkah, dengan tiga langkah utama
sebagai ciri khas, yaitu tahap pendahuluan Think,
Pair, dan Share, penghargaan. Penjelasan
dari setiap langkah-langkah adalah
sebagai berikut :
1.
Tahap Pendahuluan
Awal
pembelajaran dimulai dengan penggalian apersepsi sekaligus memotivasi siswa
agar terlibat pada aktivitas pembelajaran. Pada tahap ini, guru juga
menjelaskan aturan main serta menginformasikan batasan waktu untuk setiap tahap
kegiatan.
2.
Tahap Think (Berpikir Secara Individual)
Proses
Think Pair Share (TPS) dimulai pada
saat guru melakukan demonstrasi untuk menggali konsepsi awal siswa. Pada tahap
ini, siswa diberi batasan waktu (think
timer) oleh guru untuk memikirkan jawabannya secara individual terhadap
pertanyaan yang diberikan.dalam penentuannya guru harus mempertimbangkan
pengetahuan dasar siswa dalam menjawab pertanyaan yang diberikan.
3.
Tahap Pair (Berpasangan Dengan Teman Sebangku)
Pada
tahap ini, guru mengelompokkan siswa secara berpasangan. Guru menentukan bahwa
pasangan setiap siswa adalah teman
sebangkunya. Hal dimaksudkan agar siswa tidak pindah mendekati siswa lain
yang pintar dengan meninggalkan teman sebangkunya.kemudian,
siswa mulai bekerja sama dengan pasangannya untuk mendiskusikan berbagai
kemungkinan jawaban
secara bersama.
4.
Tahap Share (Berbagi Jawaban Dengan Kelompok
Lain Atau Seluruh Kelas)
Pada
tahap ini, siswa dapat mempresentasikan jawaban secara perseorangan atau secara
kooperatif kepada kelas sebagai keseluruhan
kelompok. Setiap anggota dari kelompok
dapat memperoleh nilai dari hasil pemikiran mereka.
5.
Tahap Penghargaan
Siswa
mendapat penghargaan berupa nilai baik secara individu maupun kelompok. Nilai
individu berdasarkan hasil jawaban pada tahap think, sedangkan nilai kelompok
berdasarkan jawaban pada tahap pair dan share, terutama pada saat presentasi
memberikan penjelasan terhadap seluruh kelas.
BAB III
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A.
Simpulan
Model pembelajaran Think Pair
Share (TPS) merupakan jenis
pembelajaraan kooperatif cocok jika diimplementasikan di sekolah dasar. Model
ini tidak kompleks, tetapi cukup sederhana ditinjau dari aspek langkah-langkah
pembelajaran. Siswa tidak perlu melakukan pergantian kelompok, karena
pembentukan kelompok bisa dilakukan dengan teman sebangku.
Model pembelajaran Think Pair
Share (TPS), mudah akan bermakna
bagi siswa, karena siswa berlatih menemukan konsep atau materi pembelajaran
bardasarkan hasil diskusi kelompok atau bedasarkan share dengan teman sekelas. Pada model ini siswa dilatih berani
menginformasikan ide, gagasan, dengan penuh percaya diri, tanpa harus ragu
pendapatnya kurang tepat.
B.
Rekomendasi
Isi makalah ini model pembelajaran Think
Pair Share (TPS) berdasarkan
kajian dari sumber referensi dan berdasarkan pengalaman di lapangan yang
dilakukan oleh tim penyusun. Untuk itu penyusun merekomendasikan agar para
pembaca menindak lanjuti makalah ini untuk dilakukan bahan Penelitian Tindakan
Kelas (PTK), untuk menyelesaikan permasalahan
model pembelajaran yang dialami oleh pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
Handayana, J. (2014). Model dan Metode Pembelajaran Kreatif dan Berkarakter. Bogor :
Ghalia Indonesia.
DeProter, B. dkk (2014). Quantum Teaching. Bandung : PT Mizan Pustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar